IMPLEMENTASI METODE VISUAL-AUDITORY-KINESTETIK DALAM TARI SIGEH PENGUTEN SEBAGAI TARIAN TRADISI LAMPUNG DI UPTD SMPN 3 METRO (Implementation of the Visual-Auditory-Kinesthetic Method in Sigeh Penguten Dance as a Lampung Traditional Dance)

Apriyani

Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan Rosalia Lampung

Email: aprielapri90@gmail.com

 

Abstract: The purpose of learning the Sigeh Pengunten Dance with the VAK (Visual) learning method is to determine how students can demonstrate the Sigeh Penguten Dance according to what the teacher teaches. The research method used is descriptive qualitative with a population of UPTD SMPN 3 Metro students and a sample size of 5 students. The results of this study are that the learning process using the visual method, auditory kinesthetic in practice has increased from the first meeting to the eighth meeting. This research can be seen from 3 aspects of VAK, namely visual and auditory in the form of students listening to teacher instructions and paying attention and seeing the teacher demonstrating the Sigeh penguten dance, namely the Lapah tebeng movement, Seluang going home, jong simpuh, sitting down, jong silo Ratu and Sembah, flashback, biting. samber floated. Guuh Gakhang, Ngiyau Bias, Makuraccang, Kenui floating and tipping at high levels, Sabung Hovering, reject slashing and splitting hui, able to bias, end to a moderate level and end to a low level, Lipetto and Jong Simpuh Sembah. Regarding the kinesthetic aspect of students dancing, the Sigeh Penguten dance with the various movements mentioned above, starting from the first meeting to the seventh meeting, the eight students took practical tests to take scores and evaluations. The value obtained from the practical test carried out increased understanding, which could be seen in the increase in the value obtained, although it decreased slightly at the third meeting. The results of the VAk learning test (Visual, auditory., Kinesthetic) as a whole show the data that students have been able to demonstrate the Sigeh Penguten dance with an average score of Good.
 
Keywords: Learning method, visual-auditory-kinesthetic, Sigeh Penguten Dance

 

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sebuah pondasi dalam membangun paradigma masyarakat. Pendidikan dilakukan dengan membina mental, intelektual, dan pribadi yang utuh dengan kepribadian yang baik. Dapat juga diartikan sebagai sebuah wadah yang berisi kegiatan dalam rangka membangun masyarakat dan karakter bangsa secara berkesinambungan yaitu dengan melakukan pembinaan mental, intelektual serta kepribadian dalam membentuk pribadi manusia yang seutuhnya. Sehingga pendidikan sangat diperlukan dan perlu mendapatkan perhatian khusus, penanganan dan diberikan prioritas intensif dari pemerintah, masyarakat maupun pengelola pendidikan (Wanger, 2004). Ini sejalan menurut undang-undang bahwa pendidikan adalah sebuah usaha yang dilakukan secara sadar guna menyiapkan peserta didik dengan melalui sebuah kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa mendatang (UU RI No. 2 Tahun 1989, Pasal 1).

Dalam mengajarkan pendidikan tentunya tidak lepas dari pembelajaran yang merupakan sebuah proses dalam upaya memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Pembelajaran sendiri merupakan sebuah aktivitas guna mendapatkan pengetahuan, meningkatkan kompetensi keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengukuhkan kepribadian. Pembelajaran seni dan budaya yang diajarkan kepada siswa merupakan sebuah proses untuk mengenalkan kebudayaan mereka dalam bidang seni. Mata pelajaran seni budaya yang ada di sekolah mencakup beberapa cabang di antaranya seni drama, seni rupa, seni drama dan seni tari (Yunita, 2015).

Pada pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kurikulum 2013 maka proses pembelajarannya harus dilakukan secara interaktif, menyenangkan, inspiratif, menantang, dan mampu memberikan motivasi peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif serta mampu memberikan ruang yang cukup bagi perkembangannya sesuai dengan bakat minat dan perkembangan fisik dan psikologis peseta didik. Hal tersebut berarti setiap satuan pendidikan tentunya melakukan sebuah perencanaan sebuah pembelajaran dan pelaksanaannya guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian sebuah kompetensi lulusan (Fadillah, 2014).

Seni tari merupakan olah gerak tubuh manusia yang dirangkai dengan berirama sebagai peluapan uangkapan jiwa manusia yang di dalamnya terdapat unsur keindahan, gerak, ketepatan irama dan ekspresi. Dalam dunia tari dikenal wiraga, wirama, wirasa dan wirupa (tubuh, irama, pengahayatan dan wujud) (Mustika, 2012). Tari Sigeh Penguten adalah tarian yang berasal dari daerah Lampung yang dipentaskan dalam acara sebagai penyambutan tamu. Dalam tarian ini terdapat beberapa ragam gerak di antaranya: lapah tebeng, seluang mudik hingga jong simpuh, merunduk, jong silo ratu, sembah, kilat mundur, ngetir, samber melayang, gubuhgakhang, ngiyau bias, makuraccang, kenui melayang, ngerujung level tinggi, sabung melayang, tolak tebeng, belah hui, mempan bias, ngerujung level sedang, ngerujung level rendah, lipetto, jong simpuh sembah (Ariyadi, 2015). Seni tari Sigeh Penguten adalah kumpulan gerak sebagai bentuk ekspresi sebagai ragam seni tari khas lampung.

Dalam pembelajaran seni tari, pendekatan pembelajaran diperlukan. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan yang dipilih dan mampu memberikan sebuah fasilitas dan bantuan kepada peserta didik agar tercapai tujuan pembelajaran (Hamzah, 2013). Sehingga pendekatan pembelajaran juga merupakan sebuah kunci tercapainya tujuan pendidikan. Dalam kegiatan pembelajaran kegiatan seni tari, pendekatan pembelajaran yang digunakan sangatlah menentukan keberhasilan tujuan pembelajaran. Pengajaran dengan menggunakan metode visual, auditory dan kinesthetic merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu mengikuti proses pembelajaran.

Metode visual merupakan sebuah metode pembelajaran dengan menggunakan apa yang mereka lihat untuk menerima informasi yang diinginkan. Ciri khas dalam metode pembelajaran ini adalah memperhatikan, menjaga penampilan, mengingat dengan gambar atau lebih menyukai segala sesuatu dengan membaca (Depoter, 2010). Sedangkan metode auditory mereka lebih suka mengulang apa yang disampaikan pendidik, selain itu metode kinestetik mengandalkan sentuhan dan gerakan (Depoter, 2010).

Pembelajaran teri Sigeh Penguten dapat dilakukan dengan berbagai metode di antaranya adalah metode Visual-Auditory-Kinesthetic. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam memberikan pengajaran seni tari. UPTD SMPN 3 Metro merupakan sebuah sekolah yang terletak di Jalan Alamsyah Ratu Perwiranegara No. 1 Metro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro Lampung. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang menerapkan pembelajaran seni tari Sigeh Penguten dalam kegiatan ekstrakurikuler. Perlu peneliti ketahui sejauh mana penerapan metode Visual-Auditory-Kinesthetic memberikan tingkat efektifitas dalam pembelajaran seni tari yang dilakukan di UPTD SMPN 3 METRO sebagai upaya mengembangkan dunia pendidikan degan melestarikan warisan seni leluhur.

Berdasarkan kajian penelitian terdahulu, terdapat penelitian yang hampir sama dalam penelitian ini. Penelitian tersebut dilakukan oleh Bambang Sutejo dengan judul “Penerapan Visual-Auditory-Kinesthetic Dalam Tari Melinting Pada Ekstrakurikuler SMPN 1 Sekampung Udik”. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode Visual-Auditory-Kinesthetic dalam pembelajaran tari. Sementara perbedaannya adalah pada tari yang dipelajari serta tempat penelitian.

 

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan tujuan untuk memberikan deskripsi, memberikan proses penggambaran dan menjelaskan masalah yang diteliti secara sistematis fenomena yang ada di masyarakat sebagai objek penelitian (Bungin, 2007). Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan. Populasi penelitian ini adalah Siswa UPTD SMPN 3 Metro Lampung dengan jumlah sampel sebanyak 5 siswa. Dalam penelitian sumber datanya adalah proses pembelajaran seni tari Sigeh Penguten yang dilakukan secara langsung oleh peneliti di UPTD SMP 3 Metro Lampung dengan meggunakan metode Visual-Auditory-Kinestetik. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menyusun dan mendeskripsikan pembelajaran dengan metode belajar dengan VAK (Visual-Auditori-Kinesthetic) dalam tari Sigeh Penguten pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMPN 3 Metro.

 

PEMBAHASAN

Sigeh Penguten Dan Visual-Auditori-Kinestetik

Tari Sigeh Penguten Merupakan sebuah tarian tradisional yang berasal dari Lampung timur. Tarian ini ditampilkan untuk memberikan penambutan dan memberikan penghormatan kepada tamu undangan yang bersifat istimewa pada acara adat atau acara lainnya. Pada zaman sekarang ini, tari Sigeh Penguten ditampilkan dalam upacara adat pernikahan masyarakat Lampung.

Tari ini ditarikan oleh penari putri secara berkelompok dengan jumlah ganjil ang terdiri dari minimal lima orang penari. Tari Sigeh Penguten mempunyai gerakan yang lemah gemulai. Gerakannya mengandung makna kesopanan yang diperlihatkan dengan muli-muli lampung. Gerakan lain yang bermakna adalah penari menundukkan kepalanya pada posisi duduk sebagai tanda penghormatan kepada para tamu. Dalam alur tarinya dipertengahan tari ini, penari yang berada di posisi paling depan membawa kotak kecil yang berisi sekapur sirih kepada tamu kehormatan yang dituju sebagai ungkapan rasa hormat antara tuan rumah kepada para tamu. Ada beberapa unsur yang terdapat dalam tari Sigeh Penguten, di antaranya adalah:

1.  Unsur Visual

Visual diartikan sebagai segala sesuatu yang mampu dilihat dengan menggunakan penglihatan. Adapun tahapannya yaitu: merasakan, penyeleksian, pemahaman, penglihatan (Safanayong, 2006). Dalam tari Sigeh Penguten, unsur visual yang paling dominan meliputi gerak tari dan kostum tariannya.

2.  Unsur Gerak

Desain gerak merupakan sebuah pola rangkaian dari beberapa elemen gerak yang indah. Adapun desain gerak terdiri dari empat bagian yaitu:

a.  Gerak berdasarkan organ tubuh; merupakan sebuah harmonisasi dari beberapa bagian tubuh seperti tangan dan kepala, tangan dan kaki.

b.  Gerak berdasarkan level penampilan tubuh; meliputi tinggi rendahnya penampilan tubuh meliputi level rendah, menengah dan tinggi.

c.  Gerak berdasarkan volume; jangkauan ruang gerak yang meliputi sempit, menengah dan luas.

d.  Gerak berdasarkan kualitasnya; meliputi gerak patah-patah, dan gerak mengalun.

e.  Adapun gerakan tari yang terdapat pada tari Sigeh Penguten adalah:

f.   Bagian Kepala; Kacak Ulu meliputi gerakan menengok ke kiri dan ke kanan.

g.  Bagian Gerak Jari tangan; getir (Gerak jari dan pergelangan tangan), Nginyau Bias (Gerak yang dilakukan di tempat).

h.  Gerak Tangan: Kilat Mundur (Gerak pergelangan tangan), Mempan bias (gerak berpindah tempat), Lipato (Gerak penutup), Belah Hui (gerak pergelangan tangan masuk ke dalam dan meluruskannya di depan dada), ngerujung (gerak pergelangan tangan lambat dan cepat),

i.    Gerak Kaki; melangkah, berputar, geser ke kanan dan ke kiri.

j.   Badan; mengikuti arah gerak tangan dan kaki.

 

 

Adapun ragam gerak dalam Tari Sigeh Penguten adalah sebagai berikut:

a.  Ragam Posisi Berdiri

1)  Lapah tebeng; gerak yang dilakukan dengan berpindah tempat.

2)  Gerak Gakhang; berpindah tempat ke arah depan dan belakang.

3)  Seluang Mudik; gerak berpindah dari posisi berdiri menuju jongsippuh.

4)  Tolak Tebing; gerak berpindah tempat ke kanan dan ke kiri.

5)  Samber Melayang; penghubung gerak satu dengan gerak yang lainnya.

6)  Kenui melayang; Gerak dengan mengayun.

b.  Ragam Posisi Duduk

1)  Jong Sippuh; transisi menuju jongippek.

2)  Jong Ippek; transisi gerak menuju Jong Silo Khatu.

3)  Jong Silo Khatu; gerakan kedua tangan di atas lutut.

4)  Jong Sembah; Gerakan utama dalam tarian Sigeh Penguten.

 

Visual-Auditori-Kinestetik

Gaya belajar sangat diperlukan dan penting diketahui oleh seorang guru karena dan siswa untuk memaksimalkan sebuah proses pembelajaran agar hasil pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Gunawan, 2003). Setiap individu mempunyai gaya belajar yang berbeda, hal ini berkaitan dengan pribadi seseorang yang dipengaruhi oleh pembawaan, pendidikan dan riwayat perkembangannya. Mulyono (2012) menjelaskan di antara gaya belajar siswa yaitu:

1.  Visual Learning

Gaya belajar dengan cara melihat langsung. Dengan metode ini, siswa lebih mudah menangkap materi dan lebih mampu untuk memvisualisasikan sesuatu hal. Adapun ciri dari model gaya belajar ini adalah; siswa lebih mudah mengingat, lebih suka membaca, rapi dan teratur, tidak terganggu dengan keributan, kurang peka terhadap respon instruksi verbal.

2.  Auditory Learning

Gaya belajar dengan cara mendengar. Materi ditangkap dengan cara mengandalkan pendengaran. Ciri dari model pembelajaran auditori adalah; siswa mudah mengingat dengan cara mendengar, mudah terganggu oleh keributan, suka berbicara dan menjelaskan dengan panjang lebar, senang membaca dengan keras dan menyukai musik.

3.  Kinestetic Learning.

Merupakan gaya belajar dengan penggerak. Dalam hal ini siswa lebih memanfaatkan anggota gerak tubuhnya dalam proses pmbelajaran. Adapun ciri gaya belajar kinestetik adalah berorientasi pada fisik dan gerak, berbicara dengan perlahan, lebih suka praktik, tidak data duduk dalam jangka waktu yang lama dan banyak menggunakan isyarat tubuh (Suparman, 2010).

 

Implementasi Tari Sigeh Penguten dengan Menggunakan Metode Visual-Auditory-Kinestetik pada UPTD SMPN 3 Metro

UPTD SMPN 3 Metro Merupakan Sekolah Menengah pertama yang mulai beroperasi pada tahun 1979 dengan akreditasi A. sekolah tersebut terletak di Jalan Letjend Alamsyah Ratu Prawiranegara No.1 Kota Metro dengan jumlah siswa mencapai 2.156 siswa. Adapun visi dan Misi UPTD SMPN 3 Metro adalah sebagai berikut:

a.  Visi

“Sekolah Berprestasi Berwawasan IPTEK dan Lingkungan Berlandaskan IMTAQ”

b.  Misi

1)         Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif

2)         Melaksanakan kurikulum UPTD SMP Negeri 3 Metro dengan efektif dan efisien

3)         Melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan secara efektif dan efisien

4)         Melaksanakan dan mengembangkan prestasi akademik/ non akademik

5)         Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan

6)         Melaksanakan dan meningkatkan kualitas kegiatan keagamaan dan kebudayaan

7)         Mewujudkan pengembangan sistem komputerisasi manajemen sekolah

8)         Mewujudkan pengembangan dan pembinaan keagamaan

9)         Membentuk Team workshop Sekolah yang solid (kompak)

10)      Mengikuti berbagai lomba di berbagai event

11)      Mewujudkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pembelajaran dan ekstrakulikuler

12)      Mewujudkan pengolaan pendanaan yang transparan dan akuntabel

13)      Memelihara dan mengembangkan lingkungan fisik yang aman, sehat, rindang dan nyaman

14)      Menanamkan sikap disiplin dari dalam diri warga sekolah untuk peduli terhadap lingkungan

15)      Memanfaatkan lahan sekolah sebagai tempat tanaman sebagai sumber pembelajaran

 

Tari Sigeh Penguten di UPTD SMPN 3 Metro

Pembelajaran seni tari Sigeh Penguten di UPTD SMPN 3 Metro merupakan sebuah aplikasi metode pembelajaran Visual, Auditory dan Kinestetik. Pada pelaksanaannya maka diperoleh hasil berdasarkan pengamatan, wawancara dan dokumentasi yang diperoleh. Guru tari pada kegiatan penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan jumlah peserta sebanyak 5 siswa kelas VIII sejumlah 4 anak dan kelas VII sejumlah satu anak. Kegiatan pengajaran seni tari dilakukan di ruang pembelajaran pada jam sekolah sebanyak 8 kali pertemuan pada hari rabu dan sabtu setelah selesai jam sekolah. Hasil dari penelitian ini berupa laporan penelitian yang diperoleh dari sebuah proes pembelajaran dengan menggunakan pendekatan visual, auditori dan kinestetik berupa pengamatan lembar tes praktik siswa, lembar tes VAK dan dokumentasi lainnya.

Pada pelaksanaannya guru tidak menggunakan Rancangan Kegiatan Harian namun guru merencanakan proses pembelajaran yang terbagi menjadi delapan kali pertemuan untuk kemudian disusun rencana pembelajaran ragam gerak pada setiap pertemuannya. Hal ini memiliki tujuan untuk dapat mengajarkan semua ragam gerak tari Sigeh Penguten.

Pada pelaksanaannya guru menggunakan metode pembelajaran berupa Visual, Auditori dan Kinestetik di mana guru mempraktikkan secara langsung ragam gerak tari Sigeh Penguten dan kemudian diikuti oleh siswa peserta didik secara bersama-sama. Karena keterbatasan saat pandemic, maka latihan Tari Sigeh Pengutan dilakukan dengan terbatas melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat guna menjaga kesehatan pribadi.

Adapun langkah implementasi pada pembelajaran tari Sigeh Penguten dideskripsikan sebagai berikut:

a.  Pertemuan Pertama

Dilaksanakan pada hari Rabu 2 Februari 2021 dengan agenda pertemuan adalah perkenalan dan menyampaikan kepada siswa bahwa peneliti akan melakukan pengamatan selama proses pembelajaran sekaligus peneliti sebagai guru dalam pembelajaran ini.

Adapun pelaksanaan dengan pendekatan visual, auditori, kinestetik pada tahap pertama dilaksanakan setelah guru memberikan penjelasan materi, tujuan diadakannya pembelajaran dan siswa diharapkan mengerti apa yang telah disampaikan guru. Materi yang akan disampaikan oleh guru adalah ragam gerak lapah tebeng, seluang mudik, jong simpuh, meruduk, jong silo ratu dan sembah.

Pada aspek visual siswa tampak memperhatikan guru dalam menyampaikan materi serta memperlihatkan video tari Sigeh Penguten. Siswa juga antusias memperhatikan guru yang sedang mempratikkan gerak tari Sigeh Penguten.

Pada aspek auditori didapatkan hasil berupa, siswa terlihat mendengarkan penjelasan dari guru pada saat menyampaikan materi tari Sigeh Penguten, dan mendengarkan setiap hitungan gerak yang dipraktikkan guru, namun terlihat ada satu siswi yang terlihat membuka handphone. Hampir semua siswa terlihat bersemangat dan antusias mereka tinggi.

Pada Aspek kinestetik, siswa terlihat mengikuti teknik gerak dan bentuk tarian yang dilakukan oleh guru di depan siswa. pada gerakan lapah tebeng hingga sembah ada siswa yang terlihat baik dan ada siswa yang terlihat kurang. Karena tari Sigeh Penguten baru diajarkan, terlihat ada siswa yang kesulitan mempraktikannya. Selanjutnya siswa mempraktikkan sendiri ragam gerak yang telah diajarkan oleh guru secara mandiri, mereka terlihat tenang dan benar.

b.  Pertemuan ke Dua

Dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 6 Februari 2021. Adapun materi yang akan diajarkan pada pertemuan ini adalah gerak kilat mundur, ngetir, samber melayang, dan gubuhgakhang. Sebelumnya siswa diminta oleh guru mempraktikkan gerak tari yang telah diajarkan sebelumnya agar mereka tidak lupa gerakannya.

Pada aspek visual siswa terlihat memperhatikan guru menyampaikan materi dan memperhatikan guru saat mempraktikkan gerak tari Sigeh Penguten.

Pada aspek Auditori, siswa terlihat mendengarkan dan tampak menghafal setiap hitungan gerakan yang disampaikan guru.

Pada aspek kinestetik, saat guru mempraktikkan gerak kilat mundur dan ngetir, seluruh siswa terlihat belum mampu mengikuti gerakan yang telah diperagakan oleh guru. Siswa kesulitan dalam gerakan mengukel tangan dan mengangkat tangan kiri dan kanan kea rah kiri dan kanan sambil menarik kaki kanan mundur agak menyamping.

c.  Pertemuan ke Tiga

Dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 Februari 2021. Materi yang disampaikan pada pertemuan ketiga ini meliputi 3 ragam gerak, yaitu ngiyau bias, makuracang, kenuimelayang, dan ngerujung level tinggi.

Guru meminta siswa untuk mengulangi ragam gerakan yang telah diajarkan sebelumnya agar tidak lupa. Kemudian selanjutnya guru mempratikkan tari ngiyau bias hingga ngerujung level tinggi.

Pada aspek visual, saat guru menyampaikan materi semua siswa terlihat memperhatikan.

Pada aspek auditori, siswa tampak mendengarkan setiap hitungan yang disampaikan oleh guru.

Pada aspek kinestetik tampak siswa mampu mengikuti ragam gerakan mulai ngiyau bias hingga ngerujung level tinggi. Nampaknya tidak menemui kesulitan dalam mengikuti guru.

d.  Pertemuan ke Empat

Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 13 Februari 2021. Adapun materi yang disampaikan pada pertemuan ini adalah materi dan ragam gerak tari Sigeh Penguten yang meliputi sabung melayang tolak tebeng dan belah hui.

Pada aspek visual, siswa terlihat memperhatikan guru yang sedang menjelaskan ragam gerak tari Sigeh Penguten mulai dari sabung melayang hingga belah hui.

Pada aspek auditori, siswa terlihat mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru mengenai ragam gerak tari Sigeh Penguten yang meliputi sabung melayang hingga belah hui.

Pada aspek kinestetik, seperti yang dilakukan pada pertemuan sebelumnya siswa diminta untuk mengulangi ragam gerak yang telah disampaikan agar tidak lupa. Kemudian dilanjutkan dengan siswa menirukan ragam gerak sabung melayang hingga belah hui secara bersama-sama. Guru meminta siswa untuk menirukan ragam gerak yang telah diajarkan, kemudian guru membenarkan siswa yang melakukan kesalahan ketika mempratikkannya. Dalam latihan ini terlihat satu siswa kurang mampu mengikuti setiap gerakan yang diajarkan guru.

e.  Pertemuan ke Lima

Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Februari 2021. Pada pertemuan ini diajarkan ragam gerak mempan bias, ngerujung level sedang, dan ngerujung level rendah.

Terlihat pada aspek visual dan kinestetik bahwa ketika guru memperagakan ragam gerak mempan bias hingga ngerujung level rendah, siswa memperhatikan dan melihat dengan antusias apa yang diperagakan oleh guru. Tampak beberapa siswa yang kurang mampu mengikuti gerakan yang diajarkan oleh guru.

f.   Pertemuan ke Enam

Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 20 Februari 2021 dengan materi ragam gerak terakhir tari Sigeh Penguten yaitu: lipetto dan jang simpuh sembah. Aspek visual dan kinestetik terlihat pada saat guru memperagakan ragam Tari Lipetto hingga jang simpuh sembah memperhatikan materi yang disampaikan. Dalam mengikuti gerakan yang disampaikan guru, siswa terlihat ada sebagian yang kurang mampu mengikutinya. Namun mayoritas siswa dikatakan baik pada saat mengikutinya.

g.  Pertemuan ke Tujuh

Pertemuan ini dilaksanakan pada Rabu tanggal 22 Februari 2021. Pada pertemuan ini dilakukan pengulangan materi sebelumnya.  Pada pertemuan ini, guru juga meminta siswa untuk mengulang semua gerakan yang diajarkan dari urutan pertama hingga terakhir kemudian memperagakannya dengan musik.

Pada aspek visual dan kinestetik, terlihat siswa memperhatikan dan mengikuti setiap aba-aba yang diberikan guru. Siswa tampak bersemangat menirukan guru dengan iringan musik. Pada tahap awal pembelajaran tari Sigeh Penguten, guru mempraktikkan tari Sigeh Penguten dengan iringan musik yang sesuai dengan gerakan tari yaitu dibagi berdasarkan jenis yang ada pada tabuhannya yaitu tabuhan gupek dan tari.  Pada gerakan lapah lebang hingga sembah siswa melakukannya dengan baik da nada juga beberapa siswa yang dirasa kurang dalam menerima materi.

h.  Pertemuan ke Delapan

Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 27 Februari 2021. Pertemuan ini merupakan pertemuan terakhir dari rangkaian pertemuan yang telah dilaksanakan. Pada pertemuan inilah diadakan pengambilan nilai dari praktik yang diadakan oleh siswa secara bersama-sama. Namun penilaian yang dilakukan tetap dengan nilai individu.

Pengambilan nilai tes uji praktik menggunakan indikator urutan gerak (Wiraga) ketepatan gerak dengan music (wirama), dan ekspresi atau penghayatan (wirasa).

Pada aspek visual, ditahap awal proses pembelajaran tari Sigeh Penguten siswa diminta untuk memperhatikan ketika guru memperagakan ragam gerak tari Sigeh Penguten bersama dengan iringan music mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Penilaian pada aspek kinestetik terlihat dari indikator wiraga, wirama, dan wirasa.Misalnya terjadi kesalahan siswa dalam menirukan gerak mempan bias,tolak tebeng, dan lipetto. Penilaian aspek wirama misalnya mendahului tempo iringan music yang diputar bersamaan dengan gerak sabung melayang dan seluang mudik. Dan wirasa yaitu mengekspresikan wajah misalnya terlihat malu kurang percaya diri.

Pembelajaran dengan metode VAK (Visual, auditori, kinestetik) diperoleh hasil belajar dari sebuah proses mulai pertemuan pertama hingga pertemuan kedelapan. Berikut peneliti tampilkan hasil belajar siswa dengan pendekatan Visual, auditori, kinestetik:

Tabel 0.1. Proses Belajar Siswa dari Pertemuan Pertama

Hingga Pertemuan ke Delapan

 

No

Pertemuan ke

Penerapan VAK

Aspek yang diamati

Rata-rata

Kriteria

 

V

A

K

 

1

I

4 ragam gerak Tari Sigeh Penguten: Lapah tebeng, Seluang mudik, jong simpuh, meruduk, jong silo ratu dan Sembah

85

65

55

68,3

Cukup

 

2

II

4 ragam gerak tari Sigeh Penguten: kilat mundur, ngetir, samber melayang. Guuhgakhang

95

85

60

80,00

Baik

 

3

III

4 ragam gerak Tari Sigeh Penguten: ngiyau bias, makuraccang, kenui melayang dan ngerujung level tinggi.

90

70

85

81,6

Baik

 

4

IV

3 ragam gerak tari Sigeh Penguten: Sabung Melayang, tolak tebeng dan Belah hui

90

80

87

85,6

Baik sekali

 

5

V

3 ragam gerak tari Sigeh Penguten: mempan bias, ngerujung level sedang dan ngerujung level rendah

90

85

80

85,00

Baik sekali

 

6

VI

2 ragam gerak tari Sigeh Penguten: Lipetto dan Jong Simpuh Sembah

80

85

88

84,3

Baik

 

7

VII

Urutan ragam gerak tari Sigeh Penguten dengan menggunakan music dari tahap awal hingga akhir

80

90

87

85,6

Baik sekali

 

8

VIII

Pengambilan nilai dan evaluasi

100

90

100

96,6

Baik Sekali

 

Rata-Rata

88,75

81,25

80,25

83,41

Baik

 

 

 

Tabel 0.2. Hasil Tes Praktik Menari Tari Sigeh Penguten

pada Pertemuan ke Delapan

 

No

Nama

Aspek

Jumlah Skor

Nilai

Kriteria

 

Wirama

Hafalan

Wiraga

Wirasa

 

1

Dhea Anjani

5

4

5

3

17

85

Baik Sekali

 

2

Nida

5

5

5

3

18

90

Bak Sekali

 

3

Regita

4

5

3

3

15

75

Baik

 

4

Naila

4

5

5

4

18

90

Baik Sekali

 

5

Nabila

5

3

5

3

16

80

Baik

 

Jumlah Skor

23

22

23

16

84

420

-

 

Rata-Rata Skor

4,6

4,4

4,6

3,2

16,8

-

-

 

Rata-Rata Nilai

92

88

92

64

-

84

-

 

Kriteria

Baik sekali

Baik sekali

Baik sekali

cukup

 

Baik

-

 

 

 

KESIMPULAN

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode Visual, auditori, kinestetik pada praktiknya mengalami peningkatan pada pertemuan pertama hingga pertemuan ke delapan. Hal ini terlihat dari 3 aspek VAK, yaitu Visual dan auditori berupa siswa mendengarkan instruksi guru serta memperhatikan dan melihat guru yang memperagakan Tari Sigeh Penguten yaitu gerak Lapah tebeng, Seluang mudik, jong simpuh, meruduk, jong silo ratu dan Sembah, kilat mundur, ngetir, samber melayang. Guuhgakhang, ngiyau bias, makuraccang, kenui melayang dan ngerujung level tinggi, Sabung Melayang, tolak tebeng dan Belah hui, mempan bias, ngerujung level sedang dan ngerujung level rendah, Lipetto dan Jong Simpuh Sembah.adapun aspek kinestetik berupa siswa menari tari Sigeh Penguten dengan ragam gerak tersebut di atas mulai dari pertemuan pertama hingga ke tujuh yang kemudian dipertemuan kedelapan siswa mengikuti tes praktik untuk diambil nilai dan evaluasi. Adapun nilai yang diperoleh dari Tes praktik yang dilakukan adalah adanya peningkatan pemahaman yang dapat dilihat pada naiknya nilai yang diperoleh, meskipun sedikit menurun dipertemuan ke tiga.

Hasil tes pembelajaran VAk (Visual, auditori, Kinestetik) secara keseluruhan menunjukkan data bahwa siswa sudah mampu memperagakan tari Sigeh Penguten dengan mendapatkan nilai rata-rata Baik sekali.

 

BIBLIOGRAFI

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan.  2007. Penelitian Kualitatif Edisi Kedua. Jakarta: Kencana.

Deporter, B. 2010. Quantum Teaching. Bandung: KAIFA

Fadlillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, dan SMA. Yogyakarta: PT. Ar-Ruzz Media.

Fathoni, Abdurrahman. 2011. Metodologi penelitian dan teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta.

Gunawan, Adi W. 2003. Genius Learning Strategi: Petunjuk Praktis untuk menerapkan Accelarated Learning, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gunawan, Adi. 2003. Genius Learning Strategi: Petunjuk Praktis Untuk Menerapkan Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hamzah, Mohammad. 2013. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: remaja Rosdakarya.

Ikbar, Yanuar. 2012.  Metode Penelitian Sosial Kualitatif. Bandung: Refika Aditama.

Mulyono. 2012.Strategi Pembelajaran. Malang: UIN Maliki Press.

Mustika, I Wayan. 2012. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung: AURA

Notoadmojo, Soekdjo. 2003.  Pengembangan Sumber daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

S. Suparman. 2010.  Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa. Jogjakarta: Pinus Book Publisher

Subagyo, Joko. 2004.  Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Uundang-undang Republik Indonesia I No. 2 Tahun 1989.

Wanger, win. 2004. Teaching & Learning. Bandung: Nuansa

Yunita, Dewi. 2015. “Pembelajaran Tari Sigeh Penguten Menggunakan Metode Latihan Pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SMPN 21 Bandar Lampung”, Jurnal Penelitian: Universitas Lampung

 

Copyright (c) 2021 Apriyani

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.